BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak
terjadinya konsepsi menjelang mati, manusia senantiasa akan mengalami perubahan
karena adanya pertumbuhan dan perkembangan. Melihat tentang pengertian dari
pertumbuhan dan perkembangan,sebagian besar para ahli menganggap perkembangan
sebagai proses yang berbeda dari pertumbuhan. Setiap individu dilahirkan di
dunia dengan membawa hereditas tertentu yang diperoleh melalui warisan dari
pihak orang tuanya yang menyangkut karakteristik fisik dan psikis atau sifat-sifat
mental. Lingkungan merupakan factor penting disamping hereditas yang menentukan
perkembangan individu yang meliputi fisik, psikis, sosial dan religious.
Pertumbuhan
dan perkembangan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain
dalam kehidupan manusia. Pertumbuhan lebih mengarah pada perubahan pada fisik
manusia baik itu penambahan massa tubuh, penambahan tinggi badan maupun hal
lainnya berkaitan dengan fisik. Akan tetapi kalau berbicara mengenai
perkembangan lebih mengarah pada pola pikir kemudian kematangan mental,
misalnya saja perkembangan dari anak menuju remaja yang ditandai dengan masa
pubertas (Menstruasi pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki).
Begitu pula dengan perkembangan manusia menuju pendewasaan yang ditandai dengan
sikap yang matang dan menjadi panutan bagi orang di sekitarnya. Apabila
dikaitkan dengan pembelajaran psikologi pendidikan, maka perkembangan menjadi
kajian yang lebih ditekankan untuk melihat bagaimana perubahan yang terjadi
pada individu dalam kaitannya dalam dunia pendidikan.
Perkembangan
individu tentunya tidak bisa dilihat secara spontan tanpa adanya spesialisasi
yang khusus antara satu dengan yang lain. Sebagaimana dalam memberi perlakuan
antara satu individu satu dengan yang lain juga harus memperhatikan faktor usia
untuk melaukan pendekatan yang tepat sesuai dengan perkembagan pola pikir
masing-msing individu. Oleh karena itu juga secara spesifik perkembangan dibagi
atas perkembangan pada anak, perkembangan remaja dan perkembangan dewasa. Yang
dalam praktiknya perkembangan ini juga harus sejalan dengan pertumbuhan dari
seorang individu untuk memproleh hasil yang maksimal dalam proses penerapan
konsep psikologi pendidikan.
Perkembangan
anak manusia merupakan sesuatu yang kompleks, artinya banyak faktor yang turut
berpengaruh dan saling terjalin dalam berlangsungnya proses perkembangan anak.
Baik unsur-unsur bawaan maupun unsur-unsur pengalaman yang diperoleh dalam
berinteraksi dengan lingkungan sama-sama memberikan kontribusi tertentu
terhadap arah dan laju perkembangan anak tersebut. perkembangan seseorang
berlangsung sejak dilahirkan sampai dengan mati. Memiliki arti kuantitatif atau
segi jasmani bertambah besar bagian-bagian tubuh. Kualitatif atau psikologis
bertambah perkembangan intelektual dan bahasa.
Perkembangan dicakup dalam
kematangan. Manusia disebut matang jika fisik dan psikisnya telah mengalami
pertumbuhan dan perkembangan sampai pada tingkat tertentu (Langeveld). Konsep
pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara interpendensi saling bergantung
satu sama lain. Tidak bisa dipisahkan tetapi bisa dibedakan untuk memperjelas
penggunaannya. Perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh adanya pertumbuhan
jika seorang individu mengalami pertumbuhan yang baik maka perkembangan akan
baik pula. Pertumbuhan dan perkembangan yang baik tentunya akan sangat
berdampak pada proses pendidikan yang berlangsung di suatu instansi pendidikan
mengingat bahwa peserta didik merupakan individu yang sedang mengalami
pertumbuhan dan perkembangan dari waktu ke waktu terkhusus pada anak dan
remaja. Perkembangan dan pertumbuhan pada anak dan remaja dalam kaitannya
dengan pendidikan tentunya merupakan sesuatu yang sangat riskan untuk
dibicarakan dan dibahas, hal ini disebabkan karena pada usia demikian akan
memberikan pondasi dari segi sikap dan prilaku untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak atau remaja itu ke depan.
Sehubungan dengan hal itulah maka
dalam pembahasan ini penulis akan membahas mengenai pertumbuhan dan
perkembangan anak dan remaja sebagai peserta didik, dengan harapan nantinya
dapat memberikan pemahaman bahwa perhatian pada pertumbuhan dan perkembangan
anak dan remaja akan sangat memberikan pengaruh pada keberhasilan di dunia
pendidikan terspesifik lagi dalam proses belajar-mengajar.
1.2 Rumusan Masalah
Dari
latar belakang di atas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan
perkembangan?
2. Bagaimanakah karakteristik pertumbuhan dan
perkembangan anak dan remaja?
3.Bagaimanakah pertumbuhan dan perkembangan anak dan
remaja sebagai peserta didik?
1.3 Tujuan Penulisan
Dari penulisan makalah ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis,
antara lain:
1. Untuk
mengetahui pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan
2. Untuk
mengetahui Karakteristik Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Dan Remaja.
3. Untuk mengetahui Bagaimanakah pertumbuhan dan perkembangan anak dan
remaja sebagai peserta didik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
Istilah-istilah pertumbuhan dan
perkembangan sering digunakan orang secara “interchangeably” artinya
keduanya itu dipakai secara silih berganti dengan maksud yang sama. Sebenarnya
masing-masing istilah ini mempunyai pengertian yang berbeda, dan perbedaan ini
masih jarang diperhatikan orang, begitu pula oleh sebagian besar para ahli atau
penulis tentang psikologi pendidikan. Sebagai ilustratif untuk mengenal
perbedaan pengertian tentang pertumbuhan dan perkembangan, di bawah ini kami
kemukakan suatu gambaran logis tentang manusia sebagai makhluk yang tumbuh dan
berkembang. Gambaran ini diambil dari pandangan John Dewey tentang kehidupan
manusia. (Soemanto, 1983: 42)
Apakah manusia itu? Manusia adalah
makhluk yang hidup, apakah hidup itu? Hidup pada hakikatnya adalah suatu proses
pertumbuhan. Yang bertumbuh adalah hidup sedangkan yang tidak bertumbuh adalah
mati. Itulah makna kehidupan sesuatu, yaitu sesuatu harus bertumbuh, dan kita
tahu sekarang, bagaimanakah manusia yang tidak bertumbuh itu? Kemudian timbul
pertanyaan: apakah pertumbuhan itu? Pertumbuhan adalah suatu proses penyesuaian
pada tiap-tiap fase perubahan. Apakah pertumbuhan selalu diikuti dengan
perkembangan? Perkembangan sesuatu sering tergantung pada faktor-faktor
pendukung petumbuhan sesuatu. Apakah perkembagan itu? Perkembangan pada
dasarnya adalah perubahan kualitatif sesuatu sehingga membuahkan sesuatu atau
manfaat bagi pihak lain. (Soemanto, 1983: 42-43)
Gambaran ilustratif di atas kiranya
cukup memberikan keterangan bagi kita, ternyata terdapat perbedaan maksud
antara istilah pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah proses
pertambahan ukuran, volume dan massa yang bersifat irreversible (tidak dapat
balik) karena adanya pembesaran sel dan pertambahan jumlah sel akibat adanya
proses pembelahan sel. Pertumbuhan dapat dinyatakan secara kuantitatif karena
pertumbuhan dapat diketahui dengan cara melihat perubahan yang terjadi pada
makhluk hidup yang bersangkutan.
Contohnya adalah pertumbuhan pada
tumbuhan dapat di lihat dengan adanya perubahan tinggi babatang, menghitung
jumlah daun, jumlah bunga, dll. Sedangkan Perkembangan adalah suatu proses
untuk menuju kedewasaan pada makhluk hidup yang bersifat kualitatif, artinya
tidak dapat dinyatakan dengan suatu bilangan tatpi dapat di amati dengan mata
telanjang. Proses perkembangang dapat di lihat dengan terbentuknya organ-organ
perkembangbiakan seperti munculnya bunga pada tumbuhan yang kemudian di ikuti
oleh buah atau umbi, dll.(http://www.slideshare.net/aalifiahumaira/psikologi-pendidikan-pertumbuhan-dan-perkembangan-anak-dan-remaja-sebagai-peserta-didik-33719817)
Di unduh pada tnggal 19 November 2015 pkl.17.41)
Menurut Soemanto, (1983: 54-55) Pertumbuhan
yang menyangkut perubahan materiil dan struktur fisiologis, sangat dipengaruhi
oleh aspek-aspek tertentu yang mana aspek-aspek itu sendiri saling berhubungan.
Adapun aspek-aspek yang mempengaruhi pertumbuhan meliputi:
a. Anak sebagai
keseluruhan
Anak sebagai keseluruhan tumbuh oleh kondisi dan
interaksi dari setiap aspek kepribadian yang ia miliki. Intelek anak
berhubungan dengan kesehatan jasmaninya, kesehatan jasmaninya sangat
dipengaruhi oleh emosi-emosi, sedangkan emosinya dipengaruhi oleh
keberhasilannnya di sekolah, kesehatan jasmani dan kapasita mentalnya.
b. Umur mental
anak mempengaruhi pertumbuhannya
Umur mental anak mempengaruhi kapasitas mentalnya.
Kapasitas mental anak menentukan prestasi belajarnya. Hasil penelitian
menunjukan adanay hubungan yang erat antara prestasi dan pertumbuhan atau
tingkat kematangan anak.
c. Permasalahan
tingkah laku sering berhubungan dengan pola-pola pertumbuhan
Anak-anak yang pertumbuhannya cepat, lambat, atau
tidak teratur sering menimbulkan problem-problem pengajaran. Anaka memiliki
energi yang diproleh dari makanan dan gizi. Energi ini digunakan untuk : (1)
aktivitas - aktivitas, dan (2) pertumbuhan.
d. Penyesuaian
pribadi dan sosial mencerminkan dinamika pertumbuhan
Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada anak akibat
pertumbuhan dan setelah dihadapkan dengan tantangan kultural masyarakat
terutama harapan-harapan orang gtua, guru-guru, dan teman-teman sebayanya,
tercermin di dalam penyesuaian sosialnya.
Sementara itu, apabila berbicara
mengenai perkembangan yang lebih mengarah pada aspek yang sifatnya kualitatif
dapat ditentukan tahapan-tahapan perkembangan pribadi manusia secara paedagogis
dari sudut tinjauan teknis umum penyelenggaraan pendidikan sesuai pendapat John
Amos Cornius (1952) terdiri dari lima tahap, yaitu:
a. Tahap enam
tahun pertama; tahap perkembangan fungsi pengindraan yang memungkinkan anak
mulai mampu untuk mengenal lingkungan.
b.
Tahap enam tahun kedua; tahap
perkembangan fungsi ingatan dan imajinasi individu yang memungkinkan anak mulai
mampu menggunakan fungsi intelektual dalam usaha mengenal dan menganalisis
lingkungannya.
c.
Tahap enam tahun ketiga; tahap
perkembangan fungsi intelektual yang memungkinkan anak mulai mampu mengevaluasi
sifat-sifat serta menemukan hubungan-hubungan antar variabel di dalam
lingkungannya.
d.
Tahap enam tahun keempat; tahap
perkembangan fungsi kemampuan berdikari, “self-directing” dan “self-controle”.
e. Tahap
kematanagn pribadi; tahap dimana intelek memimpin perekembangan semua aspek
kepribadian menuju kematangan pribadi dimana manusia berkemampuan mengasihi
Tuhan dan sesama manusia.
Menurut H.C. Whetherington dalam bukunya dalam bukunya Educational Psychology ada dijelaskan prinsip-prinsip umum
pertumbuhan dan perkembangan yang paling menonjol dan paling dirasakan dalam
praktek nyata. Prinsip-prinsip tersebut ialah:
1. Efek
usaha-usaha belajar bergantung kepada tingkat kedewasaan yang telah tercapai.
2.
Pertumbuhan lebih cepat jalannya
dalam tahun-tahun pertama.
3.
Setiap individu mempunyai tempo
perkembangan sendiri.
4.
Setiap golongan individu mengikuti
pola perkembangan umum yang sama.
5.
Hereditet
dan lingkungan sama pentingnya bagi pertumbuhan.
6.
Sifat-sifat psikis timbul
bersama-sama dan tidak secara berturut-turut. (Mustaqim; 2001)
2.2. Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan anak
dan Remaja
2.2.1 Karakteristik
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Sebagian besar orangtua menganggap
awal masa kanak-kanak sebagai usia yang mengandung masalah atau
sulit. Masa bayi sering membawa masalah bagi orang tua dan umumnya berkisar
pada masalah fisik bayi. Dengan datangnya masa kanak-kanak, sering terjadi masalah
perilaku yang lebih menyulitkan daripada masalah perawatan fisik masa bayi.
Alasan masalah perilaku lebih sering terjadi di awal masa kanak-kanak ialah
karena anak-anak muda sedang dalam proses pengembangan kepribadian yang unik
yang menuntut kebebasan yang umumnya kurang berhasil. Di sisi lain, mereka
seringkali bandel, keras kepala, tidak menurut negativistic, dan melawan.
Seringkali marah tanpa alasan. Pada malam hari terganggu oleh mimpi buruk
dan pada siang hari ada rasa takut yang tidak rasional, dan merasa
cemburu. Sebagian orang tua menganggap awal masa kanak-kanak sebagai usia yang
mengandung masalah atau usia sulit, orangtua juga mengganggap masa awal
kanak-kanak sebagai usia mainan, karena sebagian besar waktunya dihabiskan
dengan mainan.
Sebutan yang digunakan para
pendidik; Para pendidik menyebut tahun-tahun awal masa kanak-kanak sebagai usia
prasekolah. Sebutan yang digunakan para ahli psikologi; sebutan yang banyak
digunakan adalah usia kelompok, yaitu masa di mana anak-anak mempelajari dasar-dasar
perilaku social sebagai persiapan bagi kehidupan social yang lebih tinggi yang
diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu mereka masuk kelas satu.
(http://rezamega1911.blogspot.com/2015/19/karakteristik-perkembangan
anak_6.html) diunduh pada tanggal 19 November 2015 pkl.17.53
Jadi dapat kami simpulkan bahwa, perkembangan
utama yang terjadi selama awal masa kanak-kanak seputar penguasaan dan pengendalian
lingkungan.
Awal masa kanak-kanak sebagai usia menjelajah, artinya
menunjukkan bahwa anak-anak ingin mengetahui keadaan lingkungannya, bagaimana
mekanismenya, bagaimana perasaannya dan bagaimana ia dapat menjadi bagian dari
lingkungan. Salah satu caranya dengan bertanya. Jadi periode ini sering disebut
sebagai usia bertanya. Hal lain juga yang paling menonjol adalah meniru
pembicaraan dan tindakan orang lain. Sehingga dikenal dengan usia meniru. Namun
demikian kecendrungan yang lebih dari sekedar meniru adalah menujukkan
kreatifitas dalam bermain dibandingkan dengan masa-masa lain dalam
kehidupannya. Dengan alasan ini, ahli psikologi juga menamakan sebagai usia
kreatif. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar (anak-anak) Meliputi :
a. Faktor intelektual
Faktor intelektual dari siswa adalah kemampuan
untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan
dirinya sendirinya sendiri dalam bentuk representative, khususnya konsep dan
berbagai lambang dan simbol huruf, angka, kata dan gambar. Intelektualisme bisa
diartikan sebagai akal atau pikiran. Pikiran memiliki perkembangan yang bisa
menentukan. Karena itulah para pendidik disamping mengembangkan aspek-aspek
lain dari anak-anak didik kita untuk memberikan bimbingan yang sebaik-baiknya
bagi perekmbangan pikiran itu. Proses dari jalannya berpikir siswa melalui
pembentukan pengertian logis, dimana siswa dalam membentuk pengertian logis ini
sebelumnya menganalisis ciri-ciri dari sejumlah obyek yang sejenis, kemudian
membandingkan ciri-ciri mana yang tidak sama, mana yang selalu ada, mana yang hakiki
dan mana yang tidak. Supaya dapat berpikir yang tepat dan cepat, maka bekal
yang harus dipunyai seperti halnya pengetahuan siswa, faktor sosial siswa,
bahasa siswa, bakat dan sebagainya yang semua hal tersebut merupakan faktor
dalam dan luar yang saling menunjang terbentuknya faktor intelektual dari
siswa.
Dengan mulainya anak sekolah, maka dunianya
semakin luas dan demikian pula minatnya. Dengan bertambah luasnya minat, maka
bertambah pula pengeetian tentang ornag-orang dan benda-benda yang sebelumnya
sedikit sekali atau sama sekali tidak berarti baginya. Tidak saja pemahamanya
mengenai lingkungan meningkat melalui pengajaran formal yang diterima dikelas,
tetapi juga diperluas melalui pikiran dengan teman-teman sebayanya dan melaui
kemampuan membacanya. Dari pengalamanya diperluas dan dari
pengajaran-pengajarannya di sekolah, akan mengembangkan sikap yang lebih
realistis mengenai hidup.
b. Faktor Kognitif
Santrock (2007) menjelaskan bahwa anak-anak
dalam memahami dunia mereka secara aktif, mereka menggunakan skema (kerangka
kognitif atau kerangka referensi). Sebuah skema adalah konsep secara eksis pada
individu yang dipergunakan untuk mengorganisasikan dan
menginterpretasikansebuah informasi. Oleh karena itu kemampuan kognitif ini,
siswa dapat menghadirkan sifat realitas dunia didalam dirinya sendiri, dari
yang bersifat material dan berperaga seperti perabot rumah tangga, kendaraan,
bangunan dan orang, sampai hal-hal yang tidak bersifat material dan peraga
seperti ide “ keadilaan, kejujuran” dan lain sebagainya. Adapun yang termasuk dalam aktivitas kognitif ini yaitu :
1. Mengingat, adalah suatu aktivitas kognitif, dimana menyadari bahwa
pengetahuannya berassal dari masa yang lampau atau berdasarkan kesan-kesan yang
diproleh dari masa lampau. Pada saat mempelajari materi untuk pertama kali,
siswa mengolah bahan pelajaran ( fase fiksasi), yang kemudian disimpan dalam
ingatan ( fase retensi ; akhirnya materi yang dipelajari dahulu dan disimpan
itu diingat kembali( fase efokasi ). Siswa dapat belajar ,untuk mengingat
kembali dengan lebih baik, terutama dengan memperhatikan dan mempelajari materi
yang harus diingat kelak dengan sungguh-sungguh. Jadi kemajuan mengingat
kembali, sangat tergantung pada konsentrasi dan mengolah materi pelajaran pada
saat fiksasi. Hal ini menjadi nyata bila siswa menghapal sesuatu dan bila siswa
memecahkan sesuatu dengan mencari pemahaman.
2. berpikir,
siswa berhadapan dengan obyek-obyek yang diwakili dalam kesdaran. Jadi orang
tidak langsung menghadapi obyek secara fisik yang terjadi dalam mengamati
sesuatu yang diamati bila dilihat, mendengar atau meraba, dalam berpikir obyek
hadir dalam bentuk representative. Bentuk-bentuk representative yang paling
pokok adalah tanggapan, pengertian atau konsep lambang dan verbal. Maka semakin
berkembang si anak, makin kaya ia akan tanggapan-tanggapan.
c. Faktor Verbal
Riset penting ekstensif terhadap dua belahan
otak adalah pada aspek bahasa. Dalam kebayakan individu, ucapan dan tata bahasa
berada di belahan otak kiri (santrock, 2007). Faktor verbal pada massa usia
sekolah adalah pengetahuan yang dimiki seseorang dapat diungkapkan dalam bentuk
bahasa. Memahami arti apa yang diucapkan
orang lain berkembang cepat pada masa ini.
ketepatan.
d. Faktor
emosional
Emosi-emosi yang umum dipahami pada tahap perkembangan
ini adalah marah, takut, cemburu, kasih sayang, rasa ingin tahu dan
kegembiraan. Masing-masing emosi tersebut mempunyai pola ekspresi yang telah
berkembang baik pada masa prasekolah dan masing-masing emosi itu ditimbulkan
oleh perangsang yang umum dialami kebanyakan anak-anak.
Menginjak masa sekolah, anak segera menyadari
bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah mudah diterima dimasyarakat.
Dengan demikian ia mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar mengendalikan dan
mengungkapkan emosinya. Emosi-emosi yang terdapat pada pra sekolah, terdapat
juga pada masa sekolah. Perbedaannya terletak pada dua hal : pertama, situasi
yang menimbulkan emosi. Kedua, dalam bentuk pertanyaannya atau ekspresinya.
Perbedaan ini adalah perbedaan hasil dari bertambah luasnya pengalaman dan
pengetahuan anak.
2.2.2 Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan pada Remaja
Remaja menurut WHO adalah suatu masa
pertumbuhan dan perkembangan dimana:
1.
Individu berkembang dari saat
pertama kali ia menunjukan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia
mencapai kematamgan seksual.
2.
Individu mengalami perkembangan
psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
3.
Terjadi peralihan dari
kertengantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relative lebih
mandiri.
Havigurst (Garrison,1956:14-15) mengemukakan
10 jenis tugas perkembangan remaja yaitu:
1.
Mencapai hubungan dengan teman lawan
jenisnya secara lebih memuaskan dan matang.
2.
Mencapai perasaan seks dewasa yang
diterima secara sosial.
3.
Menerima kedaan badanya dan
menggunakanya secara efektif.
4.
Mencapai kebebasan emosional dari
orang dewasa.
5.
Mencapai kebebasan ekonomi.
6.
Memilih dan menyipkan suatu
pekerjaan.
7.
Menyiapkan perkawinan dan kehidupan
berkeluarga.
8.
Mengembangkan ketrampilan dan kosep
intelektual yang perlu bagi warga Negara yang kompeten.
9.
Menginginkan dan mencapai tingkah
laku yang bertanggung jawab secara sosial dan.
10. Menggapai
suatu perangkat nilai yang digunakan sebagai pedoman tingkah laku
(http://faizahmazaaya.blogspot.com/2015/11/karakteristik-pertumbuhan-dan.html) diunduh pada tanggal 19 November
pkl.18.16
Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja mencakup:
1. Transisi
biologis
Perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat pada
saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan
sosial. Diatara perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhnya pada
perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh. Selanjutnya mulai
berfungsinya alat-alat reproduksi (Sarlito Wirawan Sarwono, 2006 : 52). Pada
dasarnya perubahan fisik remaja disebabkan oleh kelenjar pituitary dan kelenjar
hypothalamus. Kedua kelenjar itu masing-masing menyebabkan terjadinya
pertumbuhan ukuran tubuh dan merangsang aktivitas serta pertumbuhan alat
kelamin utama pada kedua remaja (Sunarto & Agung Hartono, 2002 : 94)
2. Transisi
Kognitif
Menurut Piaget (Santrock, 2002 : 15) pemikiran operasional
formal berlangsung antara usia 11 sampai 15 tahun. Pemikiran operasional formal
lebih abstrak, idealis, dan logis daripada pemikiran operasional konkret.
Piaget menekankan bahwa remaja terdorong untuk memahami dunianya karena
tindakan yang dilakukannya merupakan penyesuaian diri biologis. Secara lebih
nyata mereka mengaitkan suatu gagasan dengan gagasan lain. Mereka bukan hanya
mengorganisasikan pengamatan dan pengalaman melainkan juga menyesuaikan cara
berpikir mereka untuk menyertakan gagasan baru karena informasi tambahan membuat
pemahaman lebih mendalam.
Menurut Piaget (Santrock, 2003 : 110) secara lebih
nyata pemikiran operasional formal bersifat lebih abstrak, idealis dan logis.
Remaja berpikir lebih abstrak dibandingkan dengan anak-anak misalnya dapat
menyelesaikan persamaan aljabar abstrak. Remaja juga lebih idealis dalam
berpikir seperti memikirkan karakteristik ideal dari diri sendiri, orang lain
dan dunia. Remaja berpikir secara logis yang mulai berpikir seperti ilmuwan,
menyusun berbagai rencana untuk memecahkan masalah dan secara sistematis
menguji cara pemecahan yang terpikirkan. Dalam perkembangan kognitif, remaja
tidak terlepas dari lingkungan sosial. Hal ini menekankan pentingnya interaksi
sosial dan budaya dalam perkembangan kognitif remaja.
3. Transisi
Sosial
Santrock (2003 : 24) mengungkapkan bahwa pada transisi
sosial remaja mengalami perubahan dalam hubungan individu dengan manusia lain
yaitu dalam emosi, kepribadian, dan dalam peran dari konteks sosial dalam
perkembangan. Membantah orang tua, serangan agresif terhadap teman sebaya,
perkembangan sikap asertif, kebahagiaan remaja dalam peristiwa tertentu serta
peran gender dalam masyarakat, merefleksikan peran proses sosio-emosional dalam
perkembangan remaja. John Plavell (Santrock, 2003 : 125) juga menyebutkan bahwa
kemampuan remaja untuk memantau kognisi sosial mereka secara efektif merupakan
petunjuk penting mengenai adanya kematangan dan kompetensi sosial mereka.
Perkembangan sosial anak telah dimulai sejak bayi, kemudian pada masa
kanak-kanak dan selanjutnya pada masa remaja. Hubungan sosial anak pertama-tama
masih sangat terbatas dengan orang tuanya dalam kehidupan keluarga, khususnya
dengan ibu dan berkembang semakin meluas dengan anggota keluarga lain, teman
bermain dan teman sejenis maupun lain jenis (Rita Eka Izzaty dkk, 2008:139).
2.3 Pertumbuhan dan Perkembangan Anak dan Remaja
sebagai Peserta Didik
Perkembangan bagi setiap anak
sebagai individu mempunyai sifat yang unik. Saufrock dan Yussen menyatakan
sebagai berikut, “Eas us develops some other individual, and like individual,
like some other invidual, and like no other individual”. Maksudnya bahwa
tiap-tiap invidu berkembang dengan cara tertentu, seperti individu lain, dan
seperti tidak ada invividu yang lain.
Garry 1963 (oxendine, 1984: 317) mengelompokan
perbedaan individual kedalam bidang-bidang berikut ini.
a.
Perbedaan fisik, seperti usia, berat
badan, jenis kelamin, pendengaran, dan kemampuan bertindak.
b.
Perbedaan social,seperti status
ekonomi, agama, hubungan keluarga dan suku.
c.
Perbedaan kepribadian, seperti
watak, minat, motif, dan sikap.
d.
Perbedaan intelegensi dan kemampuan
dasar.
e.
Perbedaan kecakapan disekolah
Perbedaan fisik bukan saja terbatas
pada ciri-ciri yang dapat diamati dengan panca indra, seperti tinggi badan
warna kulit, jenis kelamin, nada suara, dan bau keringat. Gejala yang dapat
diamati bahwa mereka menjadi lebih atau kurang dalam bidang tertentu
dibandingkan dengan yang lainnya.
a. Perbedaan
kognitif
Proses belajar mengajar adalah upaya menciptakan
lingkungan yang positif yang direncanakan untuk mengembangkan faktor dasar yang
dimiliki seseorang. Menurut Blom, proses belajar, baik disekolah maupun diluar
sekolah menghasilkan tiga kemampuan yang dikenal sebagai taxonomi blom, yaitu
kognitif, efektif, dan psikomotorik. Menurut Myers (1996) Kognitif adalah
istilah umum yang mencakup segenap mode pemahaman, yakni persepsi, imajinasi,
penangkapan makna, penilaian, dan penalaran.sedangkan menurut chaplin (2002),
dijelaskan bahwa kogniif adalah konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan,
mengamati, melihat, memperhatikan, memberikan, menyangka, membayangkan,
memperkirakan, menduga, dan menilai.
b. Perbedaan
dalam kecakapan bahasa
Bahasa merupakan salah satu kemapuan yang sangat
penting dalam kehidupan manusia, yaitu untuk menyatakan pikiran dan perasaanya
dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang bermakna dan sistematis. Kemampuan
berbahasa ini berbeda antara satu individu dan individu lainya, serta sangat
dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan. Faktor lain yang juga
penting adalah faktor fisik, terutama organ berbicara.
c. Perbedaan
dalam kecakapan motoric
Kecakapan motoric atau kemampuan psikomotorik
merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi kerja saraf motoric yang
dilakukan oleh syaraf pusat untuk melakukan berbagai kegiatan. Semakin dewasa
seseorang, semakin matang pula fungsi-fungsi fisiknya. Kemampuan motoric
dipengaruhi oleh kematangan pertumbuhan fisik dan tingkat kemampuan berfikir
seseorang. Karena kematangan pertumbuhan fisik dan berfikir setiap orang berbeda-beda.
d. Perbedaan
dalam latar belakang
Latar belakang keluarga,baik dilihat dari segi sosio
ekonomi maupun social kultural adalah berbeda-beda.perbedaab latar belakang dan
pengalaman dapat memperlancar atau menghambat kemampuan atau prestasi seseorang.
Pengalamn belajar yang dimiliki anak dirumah mempengaruhi kemauan dan
keterampilan untuk berpretasi dalam situasi belajar yang disajikan. Minat dan
sikapnya terhadap mata pelajaran tertentu, kecakapan atau kemauan untuk
berkonsentrasi pada bahan pelajaran, dan kebiasaan-kebiasaan belajrar merupakan
faktor-faktor perbedaan individual diantara para siswa.
e. Perbedaan
bakat
Bakat adalah kemampuan khusus yang dibawa atau
dimiliki seseorang sejak lahir. Kemampuan tersebut akan berkembang secara baik
apabila mendapatkan rangsangan dan latihan secara tepat.sebaliknya,bakat itu
tidak akan berkembang jika lingkungan tidak memberi kesempatan, dalam arti
tidak ada rangsangan dan latihan yang baik. Dalam hal pengembangan bakat ini,
makna pendidikan menjadi sangat penting artinya.
f. Perbedaan
dalam kesiapan belajar
Perbedaan individual tidak hanya disebabkan oleh
keragaman, kematangan, tetapi juga oleh keragaman latar belakang sebelunya.
Anak berusia 6 tahun yang memasuki sekolah dasar kelas satu mungkin berbeda
satu, dua, bahkan 3 tahun dalam tingkat kesiapan untuk mengambil manfaat dari
pendidikan formal.
(http://www.emakalah.com/2015/11/psikologi-perkembangan-peserta-didik.html) di unduh pada tanggal 19 November
2015 pkl.18.22
Disamping semua itu faktor faktor
yang pempengaruhi perkembangan peserta didik apabila perkembangan dikaitkan
dengan dunia pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Faktor
internal, yaitu faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi
pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya
sendiri. Dengan demikian faktor internal bisa dibagi menjadi 2 macam faktor
pisik dan faktor psikis
a.
Faktor pisik
Di dunia ini
orang mempunyai bentuk tubuh yang bermacam-macam. Ada yang tinggi ceking, ada
yang pendek gemuk, dan ada yang sedang antara tinggi dan besar badanya. Sudah
jelas, masing-masing mmpunyai pengaruh tersendiri bagi perkembangan seorang
anak.
b.
Faktor psikis
Dalam hal
kejiwaan, ada anak periang, sehingga banyak pergaulan. Akan tetapi ada pula
yang selalu tampak murung, pendiam, mudah tersinggung karenanya suka menyendiri
2.
Faktor Eksternal, yaitu hal-hal yang
datang atau ada diluar diri siswa yang meliputi lingkungan (khususnya
pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungan.
Faktor eksternal dibagi menjadi 6 macam: faktor biologis, physis, ekonomis, cultural,
edukatif, dan religious.
a.
Faktor biologis
Bisa
diartikan, biologis dalam konteks ini adalah faktor yang berkaitan dengan
keperluan primer seorang anak pada awal kehidupanya. Faktor ini wujudnya berupa
pengaruh yang datang pertama kali dari pihak ibu dan ayah.
b.
Factor physis
Maksudnya
adalah pengaruh yang datang dari lingkungan geografis, seperti iklim keadaan
alam, tingkat kesuburan tanah, jalur komunikasi dengan daerah lain, dsb. Semua
ini jelas membawa dampak masing -masing terhadap perkembangan anak-anak yang
lahir dan dibesarkan disana.
c.
Faktor ekonomis
Dalam proses
perkembanganya. Betapapun ukuranya bervariasi, seorang anak pasti memerlukan
biaya. Biaya untuk makan dan minum dirumah, tetapi juga untuk membeli alat-alat
sekolah
d.
Faktor cultural
Di Indonesia
ini saja dari dari sabang sampai marauke, jika dihitung ada berpuluh bahkan
beratus kelompok masyarakat yang masing-masing mempunyai kultur, budaya, adat
istiadat, dan tradisi tersendiri, dan hal ini jelas berpengaruh terhadap
perkembangan anak-anak.
e.
Faktor edukatif
Pendidikan
tak dapat disangkal mempunyai pengaruh terhadap perkembangan anak manusia.
Malah karena sifatnya berencana dan sering kali diusahakan secara teratur,
faktor pendidikan ini relatif paling besar pengaruhnya disbanding factor yang
lain manapun juga.
f.
Faktor religious
Sebagai
contoh seorang anak Pedanda, sudah pasti ia akan berebeda dengan anak lain yang
tidak menjadi Pedanda, yang sekedar terhitung orang beragama, lebih-lebih yang
memang tidak beragama sama sekali, ini adalah soal perkembangan pula,
menyangkut proses terbentunya prilaku seorang anak dengan agama sebagai faktor
penting yang mempengaruhinya.
(https://ghiovanidebrian.wordpress.com/tugas-kuliah/semester-2/perkembangan-peserta-didik/bab-ii-pengertian-pertumbuhan-dan-perkembangan/)diunduh)pada tanggal 19 november 2015 pkl.
18.30
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
a.
Pertumbuhan adalah
suatu proses penyesuaian pada tiap-tiap fase perubahan serta bertambahnya
jumlah dan besarnya sell diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat
diukur dan perkembangan pada dasarnya adalah perubahan kualitatif sesuatu
sehingga membuahkan sesuatu atau manfaat bagi pihak lain serta bertambah
sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh, kematangan dan
belajar.
b.
Karakteristik
pertumbuhan dan perkembangan remaja yang mencakup perubahan transisi biologis,
transisi kognitif dan transisi sosial.
c.
Perkembangan bagi
setiap anak sebagai individu mempunyai sifat yang unik. Perbedaan fisik seperti
usia, berat badan, jenis kelamin, pendengaran dan kemampuang bertindak.
Perbedaan sosial seperti status ekonomi,agama,hubungan keluarga dan suku.
Perbedaan kepribadian seperti watak, minat, motif dan sikap.
Daftar Pustaka
H. Mustaqim. 2001. Psikologi Pendidikan. Semarang:
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Soemanto, Wasty. 1983. Psikologi Pendidikan
Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Malang: Rineka Cipta
Triguna. IBG Yudha, dkk. 2009. Materi Pokok
Psikologi Pendidikan. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar