Minggu, 22 Mei 2016

Pertumbuhan dan perkembangan


BAB I 
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sejak terjadinya konsepsi menjelang mati, manusia senantiasa akan mengalami perubahan karena adanya pertumbuhan dan perkembangan. Melihat tentang pengertian dari pertumbuhan dan perkembangan,sebagian besar para ahli menganggap perkembangan sebagai proses yang berbeda dari pertumbuhan. Setiap individu dilahirkan di dunia dengan membawa hereditas tertentu yang diperoleh melalui warisan dari pihak orang tuanya yang menyangkut karakteristik fisik dan psikis atau sifat-sifat mental. Lingkungan merupakan factor penting disamping hereditas yang menentukan perkembangan individu yang meliputi fisik, psikis, sosial dan religious.
Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam kehidupan manusia. Pertumbuhan lebih mengarah pada perubahan pada fisik manusia baik itu penambahan massa tubuh, penambahan tinggi badan maupun hal lainnya berkaitan dengan fisik. Akan tetapi kalau berbicara mengenai perkembangan lebih mengarah pada pola pikir kemudian kematangan mental, misalnya saja perkembangan dari anak menuju remaja yang ditandai dengan masa pubertas (Menstruasi pada perempuan dan mimpi  basah pada laki-laki). Begitu pula dengan perkembangan manusia menuju pendewasaan yang ditandai dengan sikap yang matang dan menjadi panutan bagi orang di sekitarnya. Apabila dikaitkan dengan pembelajaran psikologi pendidikan, maka perkembangan menjadi kajian yang lebih ditekankan untuk melihat bagaimana perubahan yang terjadi pada individu dalam kaitannya dalam dunia pendidikan.
Perkembangan individu tentunya tidak bisa dilihat secara spontan tanpa adanya spesialisasi yang khusus antara satu dengan yang lain. Sebagaimana dalam memberi perlakuan antara satu individu satu dengan yang lain juga harus memperhatikan faktor usia untuk melaukan pendekatan yang tepat sesuai dengan perkembagan pola pikir masing-msing individu. Oleh karena itu juga secara spesifik perkembangan dibagi atas perkembangan pada anak, perkembangan remaja dan perkembangan dewasa. Yang dalam praktiknya perkembangan ini juga harus sejalan dengan pertumbuhan dari seorang individu untuk memproleh hasil yang maksimal dalam proses penerapan konsep psikologi pendidikan.
Perkembangan anak manusia merupakan sesuatu yang kompleks, artinya banyak faktor yang turut berpengaruh dan saling terjalin dalam berlangsungnya proses perkembangan anak. Baik unsur-unsur bawaan maupun unsur-unsur pengalaman yang diperoleh dalam berinteraksi dengan lingkungan sama-sama memberikan kontribusi tertentu terhadap arah dan laju perkembangan anak tersebut. perkembangan seseorang berlangsung sejak dilahirkan sampai dengan mati. Memiliki arti kuantitatif atau segi jasmani bertambah besar bagian-bagian tubuh. Kualitatif atau psikologis bertambah perkembangan intelektual dan bahasa.
Perkembangan dicakup dalam kematangan. Manusia disebut matang jika fisik dan psikisnya telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan sampai pada tingkat tertentu (Langeveld). Konsep pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara interpendensi saling bergantung satu sama lain. Tidak bisa dipisahkan tetapi bisa dibedakan untuk memperjelas penggunaannya. Perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh adanya pertumbuhan jika seorang individu mengalami pertumbuhan yang baik maka perkembangan akan baik pula. Pertumbuhan dan perkembangan yang baik tentunya akan sangat berdampak pada proses pendidikan yang berlangsung di suatu instansi pendidikan mengingat bahwa peserta didik merupakan individu yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan dari waktu ke waktu terkhusus pada anak dan remaja. Perkembangan dan pertumbuhan pada anak dan remaja dalam kaitannya dengan pendidikan tentunya merupakan sesuatu yang sangat riskan untuk dibicarakan dan dibahas, hal ini disebabkan karena pada usia demikian akan memberikan pondasi dari segi sikap dan prilaku untuk pertumbuhan dan perkembangan anak atau remaja itu ke depan.
            Sehubungan dengan hal itulah maka dalam pembahasan ini penulis akan membahas mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak dan remaja sebagai peserta didik, dengan harapan nantinya dapat memberikan pemahaman bahwa perhatian pada pertumbuhan dan perkembangan anak dan remaja akan sangat memberikan pengaruh pada keberhasilan di dunia pendidikan terspesifik lagi dalam proses belajar-mengajar.
 
1.2 Rumusan Masalah
      Dari latar belakang di atas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan?
2. Bagaimanakah karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak dan remaja?
3.Bagaimanakah pertumbuhan dan perkembangan anak dan remaja sebagai peserta didik?

1.3 Tujuan Penulisan
Dari penulisan makalah ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis, antara lain:
1.    Untuk mengetahui pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan
2.  Untuk mengetahui Karakteristik Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Dan Remaja.
3. Untuk mengetahui Bagaimanakah pertumbuhan dan perkembangan anak dan remaja sebagai peserta didik

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
Istilah-istilah pertumbuhan dan perkembangan sering digunakan orang secara “interchangeably” artinya keduanya itu dipakai secara silih berganti dengan maksud yang sama. Sebenarnya masing-masing istilah ini mempunyai pengertian yang berbeda, dan perbedaan ini masih jarang diperhatikan orang, begitu pula oleh sebagian besar para ahli atau penulis tentang psikologi pendidikan. Sebagai ilustratif untuk mengenal perbedaan pengertian tentang pertumbuhan dan perkembangan, di bawah ini kami kemukakan suatu gambaran logis tentang manusia sebagai makhluk yang tumbuh dan berkembang. Gambaran ini diambil dari pandangan John Dewey tentang kehidupan manusia. (Soemanto, 1983: 42)
Apakah manusia itu? Manusia adalah makhluk yang hidup, apakah hidup itu? Hidup pada hakikatnya adalah suatu proses pertumbuhan. Yang bertumbuh adalah hidup sedangkan yang tidak bertumbuh adalah mati. Itulah makna kehidupan sesuatu, yaitu sesuatu harus bertumbuh, dan kita tahu sekarang, bagaimanakah manusia yang tidak bertumbuh itu? Kemudian timbul pertanyaan: apakah pertumbuhan itu? Pertumbuhan adalah suatu proses penyesuaian pada tiap-tiap fase perubahan. Apakah pertumbuhan selalu diikuti dengan perkembangan? Perkembangan sesuatu sering tergantung pada faktor-faktor pendukung petumbuhan sesuatu. Apakah perkembagan itu? Perkembangan pada dasarnya adalah perubahan kualitatif sesuatu sehingga membuahkan sesuatu atau manfaat bagi pihak lain. (Soemanto, 1983: 42-43)
Gambaran ilustratif di atas kiranya cukup memberikan keterangan bagi kita, ternyata terdapat perbedaan maksud antara istilah pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran, volume dan massa yang bersifat irreversible (tidak dapat balik) karena adanya pembesaran sel dan pertambahan jumlah sel akibat adanya proses pembelahan sel. Pertumbuhan dapat dinyatakan secara kuantitatif karena pertumbuhan dapat diketahui dengan cara melihat perubahan yang terjadi pada makhluk hidup yang bersangkutan.
Contohnya adalah pertumbuhan pada tumbuhan dapat di lihat dengan adanya perubahan tinggi babatang, menghitung jumlah daun, jumlah bunga, dll. Sedangkan Perkembangan adalah suatu proses untuk menuju kedewasaan pada makhluk hidup yang bersifat kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan dengan suatu bilangan tatpi dapat di amati dengan mata telanjang. Proses perkembangang dapat di lihat dengan terbentuknya organ-organ perkembangbiakan seperti munculnya bunga pada tumbuhan yang kemudian di ikuti oleh buah atau umbi, dll.(http://www.slideshare.net/aalifiahumaira/psikologi-pendidikan-pertumbuhan-dan-perkembangan-anak-dan-remaja-sebagai-peserta-didik-33719817) Di unduh pada tnggal 19 November 2015 pkl.17.41)
Menurut Soemanto, (1983: 54-55) Pertumbuhan yang menyangkut perubahan materiil dan struktur fisiologis, sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek tertentu yang mana aspek-aspek itu sendiri saling berhubungan. Adapun aspek-aspek yang mempengaruhi pertumbuhan meliputi:
a.       Anak sebagai keseluruhan
Anak sebagai keseluruhan tumbuh oleh kondisi dan interaksi dari setiap aspek kepribadian yang ia miliki. Intelek anak berhubungan dengan kesehatan jasmaninya, kesehatan jasmaninya sangat dipengaruhi oleh emosi-emosi, sedangkan emosinya dipengaruhi oleh keberhasilannnya di sekolah, kesehatan jasmani dan kapasita mentalnya.
b.      Umur mental anak mempengaruhi pertumbuhannya
Umur mental anak mempengaruhi kapasitas mentalnya. Kapasitas mental anak menentukan prestasi belajarnya. Hasil penelitian menunjukan adanay hubungan yang erat antara prestasi dan pertumbuhan atau tingkat kematangan anak.
c.       Permasalahan tingkah laku sering berhubungan dengan pola-pola pertumbuhan
Anak-anak yang pertumbuhannya cepat, lambat, atau tidak teratur sering menimbulkan problem-problem pengajaran. Anaka memiliki energi yang diproleh dari makanan dan gizi. Energi ini digunakan untuk : (1) aktivitas - aktivitas, dan (2) pertumbuhan.
d.      Penyesuaian pribadi dan sosial mencerminkan dinamika pertumbuhan
Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada anak akibat pertumbuhan dan setelah dihadapkan dengan tantangan kultural masyarakat terutama harapan-harapan orang gtua, guru-guru, dan teman-teman sebayanya, tercermin di dalam  penyesuaian sosialnya.

Sementara itu, apabila berbicara mengenai perkembangan yang lebih mengarah pada aspek yang sifatnya kualitatif dapat ditentukan tahapan-tahapan perkembangan pribadi manusia secara paedagogis dari sudut tinjauan teknis umum penyelenggaraan pendidikan sesuai pendapat John Amos Cornius (1952) terdiri dari lima tahap, yaitu:
a.       Tahap enam tahun pertama; tahap perkembangan fungsi pengindraan yang memungkinkan anak mulai mampu untuk mengenal lingkungan.
b.      Tahap enam tahun kedua; tahap perkembangan fungsi ingatan dan imajinasi individu yang memungkinkan anak mulai mampu menggunakan fungsi intelektual dalam usaha mengenal dan menganalisis lingkungannya.
c.       Tahap enam tahun ketiga; tahap perkembangan fungsi intelektual yang memungkinkan anak mulai mampu mengevaluasi sifat-sifat serta menemukan hubungan-hubungan antar variabel di dalam lingkungannya.
d.      Tahap enam tahun keempat; tahap perkembangan fungsi kemampuan berdikari, “self-directing” dan “self-controle”.
e.       Tahap kematanagn pribadi; tahap dimana intelek memimpin perekembangan semua aspek kepribadian menuju kematangan pribadi dimana manusia berkemampuan mengasihi Tuhan dan sesama manusia.
            Menurut H.C. Whetherington dalam bukunya  dalam bukunya Educational Psychology ada dijelaskan prinsip-prinsip umum pertumbuhan dan perkembangan yang paling menonjol dan paling dirasakan dalam praktek nyata. Prinsip-prinsip tersebut ialah:
1.      Efek usaha-usaha belajar bergantung kepada tingkat kedewasaan yang telah tercapai.
2.      Pertumbuhan lebih cepat jalannya dalam tahun-tahun pertama.
3.      Setiap individu mempunyai tempo perkembangan sendiri.
4.      Setiap golongan individu mengikuti pola perkembangan umum yang sama.
5.       Hereditet dan lingkungan sama pentingnya bagi pertumbuhan.
6.      Sifat-sifat psikis timbul bersama-sama dan tidak secara berturut-turut. (Mustaqim; 2001)

2.2. Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan anak dan Remaja
2.2.1 Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Sebagian besar orangtua menganggap awal masa kanak-kanak  sebagai usia yang mengandung  masalah atau sulit. Masa bayi sering membawa masalah bagi orang tua dan umumnya berkisar pada masalah fisik bayi. Dengan datangnya masa kanak-kanak, sering terjadi masalah perilaku yang lebih menyulitkan daripada masalah perawatan fisik masa bayi. Alasan masalah perilaku lebih sering terjadi di awal masa kanak-kanak ialah karena anak-anak muda sedang dalam proses pengembangan kepribadian yang unik yang menuntut kebebasan yang umumnya kurang berhasil. Di sisi lain, mereka seringkali bandel, keras kepala, tidak menurut negativistic, dan melawan. Seringkali marah tanpa alasan. Pada malam hari terganggu oleh mimpi buruk  dan pada siang hari ada rasa takut  yang tidak rasional, dan merasa cemburu. Sebagian orang tua menganggap awal masa kanak-kanak sebagai usia yang mengandung masalah atau usia sulit, orangtua juga mengganggap masa awal kanak-kanak sebagai usia mainan, karena sebagian besar waktunya dihabiskan dengan mainan.
Sebutan yang digunakan para pendidik; Para pendidik menyebut tahun-tahun awal masa kanak-kanak sebagai usia prasekolah. Sebutan yang digunakan para ahli psikologi; sebutan yang banyak digunakan adalah usia kelompok, yaitu masa di mana anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku social sebagai persiapan bagi kehidupan social yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu mereka masuk kelas satu.
Jadi dapat kami simpulkan bahwa, perkembangan utama yang terjadi selama awal masa kanak-kanak seputar penguasaan dan pengendalian lingkungan.
Awal masa kanak-kanak sebagai usia menjelajah, artinya menunjukkan bahwa anak-anak ingin mengetahui keadaan lingkungannya, bagaimana mekanismenya, bagaimana perasaannya dan bagaimana ia dapat menjadi bagian dari lingkungan. Salah satu caranya dengan bertanya. Jadi periode ini sering disebut sebagai usia bertanya. Hal lain juga yang paling menonjol adalah meniru pembicaraan dan tindakan orang lain. Sehingga dikenal dengan usia meniru. Namun demikian kecendrungan yang lebih dari sekedar meniru adalah menujukkan kreatifitas dalam bermain dibandingkan dengan masa-masa lain dalam kehidupannya. Dengan alasan ini, ahli psikologi juga menamakan sebagai usia kreatif. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar (anak-anak) Meliputi  :
a.       Faktor intelektual
Faktor intelektual dari siswa adalah kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendirinya sendiri dalam bentuk representative, khususnya konsep dan berbagai lambang dan simbol huruf, angka, kata dan gambar. Intelektualisme bisa diartikan sebagai akal atau pikiran. Pikiran memiliki perkembangan yang bisa menentukan. Karena itulah para pendidik disamping mengembangkan aspek-aspek lain dari anak-anak didik kita untuk memberikan bimbingan yang sebaik-baiknya bagi perekmbangan pikiran itu. Proses dari jalannya berpikir siswa melalui pembentukan pengertian logis, dimana siswa dalam membentuk pengertian logis ini sebelumnya menganalisis ciri-ciri dari sejumlah obyek yang sejenis, kemudian membandingkan ciri-ciri mana yang tidak sama, mana yang selalu ada, mana yang hakiki dan mana yang tidak. Supaya dapat berpikir yang tepat dan cepat, maka bekal yang harus dipunyai seperti halnya pengetahuan siswa, faktor sosial siswa, bahasa siswa, bakat dan sebagainya yang semua hal tersebut merupakan faktor dalam dan luar yang saling menunjang terbentuknya faktor intelektual dari siswa.
Dengan mulainya anak sekolah, maka dunianya semakin luas dan demikian pula minatnya. Dengan bertambah luasnya minat, maka bertambah pula pengeetian tentang ornag-orang dan benda-benda yang sebelumnya sedikit sekali atau sama sekali tidak berarti baginya. Tidak saja pemahamanya mengenai lingkungan meningkat melalui pengajaran formal yang diterima dikelas, tetapi juga diperluas melalui pikiran dengan teman-teman sebayanya dan melaui kemampuan membacanya. Dari pengalamanya diperluas dan dari pengajaran-pengajarannya di sekolah, akan mengembangkan sikap yang lebih realistis mengenai hidup.
b.      Faktor Kognitif
Santrock (2007) menjelaskan bahwa anak-anak dalam memahami dunia mereka secara aktif, mereka menggunakan skema (kerangka kognitif atau kerangka referensi). Sebuah skema adalah konsep secara eksis pada individu yang dipergunakan untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikansebuah informasi. Oleh karena itu kemampuan kognitif ini, siswa dapat menghadirkan sifat realitas dunia didalam dirinya sendiri, dari yang bersifat material dan berperaga seperti perabot rumah tangga, kendaraan, bangunan dan orang, sampai hal-hal yang tidak bersifat material dan peraga seperti ide “ keadilaan, kejujuran” dan lain sebagainya. Adapun yang termasuk dalam aktivitas kognitif ini yaitu :
1. Mengingat, adalah suatu aktivitas kognitif, dimana menyadari bahwa pengetahuannya berassal dari masa yang lampau atau berdasarkan kesan-kesan yang diproleh dari masa lampau. Pada saat mempelajari materi untuk pertama kali, siswa mengolah bahan pelajaran ( fase fiksasi), yang kemudian disimpan dalam ingatan ( fase retensi ; akhirnya materi yang dipelajari dahulu dan disimpan itu diingat kembali( fase efokasi ). Siswa dapat belajar ,untuk mengingat kembali dengan lebih baik, terutama dengan memperhatikan dan mempelajari materi yang harus diingat kelak dengan sungguh-sungguh. Jadi kemajuan mengingat kembali, sangat tergantung pada konsentrasi dan mengolah materi pelajaran pada saat fiksasi. Hal ini menjadi nyata bila siswa menghapal sesuatu dan bila siswa memecahkan sesuatu dengan mencari pemahaman.
2.  berpikir, siswa berhadapan dengan obyek-obyek yang diwakili dalam kesdaran. Jadi orang tidak langsung menghadapi obyek secara fisik yang terjadi dalam mengamati sesuatu yang diamati bila dilihat, mendengar atau meraba, dalam berpikir obyek hadir dalam bentuk representative. Bentuk-bentuk representative yang paling pokok adalah tanggapan, pengertian atau konsep lambang dan verbal. Maka semakin berkembang si anak, makin kaya ia akan tanggapan-tanggapan.
c.       Faktor Verbal
Riset penting ekstensif terhadap dua belahan otak adalah pada aspek bahasa. Dalam kebayakan individu, ucapan dan tata bahasa berada di belahan otak kiri (santrock, 2007). Faktor verbal pada massa usia sekolah adalah pengetahuan yang dimiki seseorang dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa. Memahami arti apa yang diucapkan orang lain berkembang cepat pada masa ini.
ketepatan.

d.       Faktor emosional
Emosi-emosi yang umum dipahami pada tahap perkembangan ini adalah marah, takut, cemburu, kasih sayang, rasa ingin tahu dan kegembiraan. Masing-masing emosi tersebut mempunyai pola ekspresi yang telah berkembang baik pada masa prasekolah dan masing-masing emosi itu ditimbulkan oleh perangsang yang umum dialami kebanyakan anak-anak.
Menginjak masa sekolah, anak segera menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah mudah diterima dimasyarakat. Dengan demikian ia mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar mengendalikan dan mengungkapkan emosinya. Emosi-emosi yang terdapat pada pra sekolah, terdapat juga pada masa sekolah. Perbedaannya terletak pada dua hal : pertama, situasi yang menimbulkan emosi. Kedua, dalam bentuk pertanyaannya atau ekspresinya. Perbedaan ini adalah perbedaan hasil dari bertambah luasnya pengalaman dan pengetahuan anak.

2.2.2 Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan pada Remaja
Remaja menurut WHO adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan dimana:
1.      Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematamgan seksual.
2.      Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
3.      Terjadi peralihan dari kertengantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relative lebih mandiri.
Havigurst (Garrison,1956:14-15) mengemukakan 10 jenis tugas perkembangan remaja yaitu:
1.      Mencapai hubungan dengan teman lawan jenisnya secara lebih memuaskan dan matang.
2.      Mencapai perasaan seks dewasa yang diterima secara sosial.
3.      Menerima kedaan badanya dan menggunakanya secara efektif.
4.      Mencapai kebebasan emosional dari orang dewasa.
5.      Mencapai kebebasan ekonomi.
6.      Memilih dan menyipkan suatu pekerjaan.
7.      Menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga.
8.      Mengembangkan ketrampilan dan kosep intelektual yang perlu bagi warga Negara yang kompeten.
9.      Menginginkan dan mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial dan.
10.  Menggapai suatu perangkat nilai yang digunakan sebagai pedoman tingkah laku

Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja mencakup:
1.      Transisi biologis
Perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial. Diatara perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh. Selanjutnya mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (Sarlito Wirawan Sarwono, 2006 : 52). Pada dasarnya perubahan fisik remaja disebabkan oleh kelenjar pituitary dan kelenjar hypothalamus. Kedua kelenjar itu masing-masing menyebabkan terjadinya pertumbuhan ukuran tubuh dan merangsang aktivitas serta pertumbuhan alat kelamin utama pada kedua remaja (Sunarto & Agung Hartono, 2002 : 94) 
2.      Transisi Kognitif
Menurut Piaget (Santrock, 2002 : 15) pemikiran operasional formal berlangsung antara usia 11 sampai 15 tahun. Pemikiran operasional formal lebih abstrak, idealis, dan logis daripada pemikiran operasional konkret. Piaget menekankan bahwa remaja terdorong untuk memahami dunianya karena tindakan yang dilakukannya merupakan penyesuaian diri biologis. Secara lebih nyata mereka mengaitkan suatu gagasan dengan gagasan lain. Mereka bukan hanya mengorganisasikan pengamatan dan pengalaman melainkan juga menyesuaikan cara berpikir mereka untuk menyertakan gagasan baru karena informasi tambahan membuat pemahaman lebih mendalam.
Menurut Piaget (Santrock, 2003 : 110) secara lebih nyata pemikiran operasional formal bersifat lebih abstrak, idealis dan logis. Remaja berpikir lebih abstrak dibandingkan dengan anak-anak misalnya dapat menyelesaikan persamaan aljabar abstrak. Remaja juga lebih idealis dalam berpikir seperti memikirkan karakteristik ideal dari diri sendiri, orang lain dan dunia. Remaja berpikir secara logis yang mulai berpikir seperti ilmuwan, menyusun berbagai rencana untuk memecahkan masalah dan secara sistematis menguji cara pemecahan yang terpikirkan. Dalam perkembangan kognitif, remaja tidak terlepas dari lingkungan sosial. Hal ini menekankan pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam perkembangan kognitif remaja.
3.      Transisi Sosial
Santrock (2003 : 24) mengungkapkan bahwa pada transisi sosial remaja mengalami perubahan dalam hubungan individu dengan manusia lain yaitu dalam emosi, kepribadian, dan dalam peran dari konteks sosial dalam perkembangan. Membantah orang tua, serangan agresif terhadap teman sebaya, perkembangan sikap asertif, kebahagiaan remaja dalam peristiwa tertentu serta peran gender dalam masyarakat, merefleksikan peran proses sosio-emosional dalam perkembangan remaja. John Plavell (Santrock, 2003 : 125) juga menyebutkan bahwa kemampuan remaja untuk memantau kognisi sosial mereka secara efektif merupakan petunjuk penting mengenai adanya kematangan dan kompetensi sosial mereka. Perkembangan sosial anak telah dimulai sejak bayi, kemudian pada masa kanak-kanak dan selanjutnya pada masa remaja. Hubungan sosial anak pertama-tama masih sangat terbatas dengan orang tuanya dalam kehidupan keluarga, khususnya dengan ibu dan berkembang semakin meluas dengan anggota keluarga lain, teman bermain dan teman sejenis maupun lain jenis (Rita Eka Izzaty dkk, 2008:139).
2.3 Pertumbuhan dan Perkembangan Anak dan Remaja sebagai Peserta Didik
Perkembangan bagi setiap anak sebagai individu mempunyai sifat yang unik. Saufrock dan Yussen menyatakan sebagai berikut, “Eas us develops some other individual, and like individual, like some other invidual, and like no other individual”. Maksudnya bahwa tiap-tiap invidu berkembang dengan cara tertentu, seperti individu lain, dan seperti tidak ada invividu yang lain.
Garry 1963 (oxendine, 1984: 317) mengelompokan perbedaan individual kedalam bidang-bidang berikut ini.
a.       Perbedaan fisik, seperti usia, berat badan, jenis kelamin, pendengaran, dan kemampuan bertindak.
b.      Perbedaan social,seperti status ekonomi, agama, hubungan keluarga dan suku.
c.       Perbedaan kepribadian, seperti watak, minat, motif, dan sikap.
d.      Perbedaan intelegensi dan kemampuan dasar.
e.       Perbedaan kecakapan disekolah
Perbedaan fisik bukan saja terbatas pada ciri-ciri yang dapat diamati dengan panca indra, seperti tinggi badan warna kulit, jenis kelamin, nada suara, dan bau keringat. Gejala yang dapat diamati bahwa mereka menjadi lebih atau kurang dalam bidang tertentu dibandingkan dengan yang lainnya.
a.       Perbedaan kognitif
Proses belajar mengajar adalah upaya menciptakan lingkungan yang positif yang direncanakan untuk mengembangkan faktor dasar yang dimiliki seseorang. Menurut Blom, proses belajar, baik disekolah maupun diluar sekolah menghasilkan tiga kemampuan yang dikenal sebagai taxonomi blom, yaitu kognitif, efektif, dan psikomotorik. Menurut Myers (1996) Kognitif adalah istilah umum yang mencakup segenap mode pemahaman, yakni persepsi, imajinasi, penangkapan makna, penilaian, dan penalaran.sedangkan menurut chaplin (2002), dijelaskan bahwa kogniif adalah konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan, mengamati, melihat, memperhatikan, memberikan, menyangka, membayangkan, memperkirakan, menduga, dan menilai.
b.      Perbedaan dalam kecakapan bahasa
Bahasa merupakan salah satu kemapuan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, yaitu untuk menyatakan pikiran dan perasaanya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang bermakna dan sistematis. Kemampuan berbahasa ini berbeda antara satu individu dan individu lainya, serta sangat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan. Faktor lain yang juga penting adalah faktor fisik, terutama organ berbicara.
c.       Perbedaan dalam kecakapan motoric
Kecakapan motoric atau kemampuan psikomotorik merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi kerja saraf motoric yang dilakukan oleh syaraf pusat untuk melakukan berbagai kegiatan. Semakin dewasa seseorang, semakin matang pula fungsi-fungsi fisiknya. Kemampuan motoric dipengaruhi oleh kematangan pertumbuhan fisik dan tingkat kemampuan berfikir seseorang. Karena kematangan pertumbuhan fisik dan berfikir setiap orang berbeda-beda.
d.      Perbedaan dalam latar belakang
Latar belakang keluarga,baik dilihat dari segi sosio ekonomi maupun social kultural adalah berbeda-beda.perbedaab latar belakang dan pengalaman dapat memperlancar atau menghambat kemampuan atau prestasi seseorang. Pengalamn belajar yang dimiliki anak dirumah mempengaruhi kemauan dan keterampilan untuk berpretasi dalam situasi belajar yang disajikan. Minat dan sikapnya terhadap mata pelajaran tertentu, kecakapan atau kemauan untuk berkonsentrasi pada bahan pelajaran, dan kebiasaan-kebiasaan belajrar merupakan faktor-faktor perbedaan individual diantara para siswa.
e.       Perbedaan bakat
Bakat adalah kemampuan khusus yang dibawa atau dimiliki seseorang sejak lahir. Kemampuan tersebut akan berkembang secara baik apabila mendapatkan rangsangan dan latihan secara tepat.sebaliknya,bakat itu tidak akan berkembang jika lingkungan tidak memberi kesempatan, dalam arti tidak ada rangsangan dan latihan yang baik. Dalam hal pengembangan bakat ini, makna pendidikan menjadi sangat penting artinya.
f.       Perbedaan dalam kesiapan belajar
Perbedaan individual tidak hanya disebabkan oleh keragaman, kematangan, tetapi juga oleh keragaman latar belakang sebelunya. Anak berusia 6 tahun yang memasuki sekolah dasar kelas satu mungkin berbeda satu, dua, bahkan 3 tahun dalam tingkat kesiapan untuk mengambil manfaat dari pendidikan formal.
(http://www.emakalah.com/2015/11/psikologi-perkembangan-peserta-didik.html) di unduh pada tanggal 19 November 2015 pkl.18.22
Disamping semua itu faktor faktor yang pempengaruhi perkembangan peserta didik apabila perkembangan dikaitkan dengan dunia pendidikan adalah sebagai berikut:
1.      Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri. Dengan demikian faktor internal bisa dibagi menjadi 2 macam faktor pisik dan faktor psikis
a.       Faktor pisik
Di dunia ini orang mempunyai bentuk tubuh yang bermacam-macam. Ada yang tinggi ceking, ada yang pendek gemuk, dan ada yang sedang antara tinggi dan besar badanya. Sudah jelas, masing-masing mmpunyai pengaruh tersendiri bagi perkembangan seorang anak.
b.      Faktor psikis
Dalam hal kejiwaan, ada anak periang, sehingga banyak pergaulan. Akan tetapi ada pula yang selalu tampak murung, pendiam, mudah tersinggung karenanya suka menyendiri
2.      Faktor Eksternal, yaitu hal-hal yang datang atau ada diluar diri siswa yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungan. Faktor eksternal dibagi menjadi 6 macam: faktor biologis, physis, ekonomis, cultural, edukatif, dan religious.
a.       Faktor biologis
Bisa diartikan, biologis dalam konteks ini adalah faktor yang berkaitan dengan keperluan primer seorang anak pada awal kehidupanya. Faktor ini wujudnya berupa pengaruh yang datang pertama kali dari pihak ibu dan ayah.
b.      Factor physis
Maksudnya adalah pengaruh yang datang dari lingkungan geografis, seperti iklim keadaan alam, tingkat kesuburan tanah, jalur komunikasi dengan daerah lain, dsb. Semua ini jelas membawa dampak masing -masing terhadap perkembangan anak-anak yang lahir dan dibesarkan disana.
c.       Faktor ekonomis
Dalam proses perkembanganya. Betapapun ukuranya bervariasi, seorang anak pasti memerlukan biaya. Biaya untuk makan dan minum dirumah, tetapi juga untuk membeli alat-alat sekolah
d.      Faktor cultural
Di Indonesia ini saja dari dari sabang sampai marauke, jika dihitung ada berpuluh bahkan beratus kelompok masyarakat yang masing-masing mempunyai kultur, budaya, adat istiadat, dan tradisi tersendiri, dan hal ini jelas berpengaruh terhadap perkembangan anak-anak.
e.       Faktor edukatif
Pendidikan tak dapat disangkal mempunyai pengaruh terhadap perkembangan anak manusia. Malah karena sifatnya berencana dan sering kali diusahakan secara teratur, faktor pendidikan ini relatif paling besar pengaruhnya disbanding factor yang lain manapun juga.
f.       Faktor religious
Sebagai contoh seorang anak Pedanda, sudah pasti ia akan berebeda dengan anak lain yang tidak menjadi Pedanda, yang sekedar terhitung orang beragama, lebih-lebih yang memang tidak beragama sama sekali, ini adalah soal perkembangan pula, menyangkut proses terbentunya prilaku seorang anak dengan agama sebagai faktor penting yang mempengaruhinya.

BAB III
PENUTUP

3.1.  Simpulan
a.         Pertumbuhan adalah suatu proses penyesuaian pada tiap-tiap fase perubahan serta bertambahnya jumlah dan besarnya sell diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur dan perkembangan pada dasarnya adalah perubahan kualitatif sesuatu sehingga membuahkan sesuatu atau manfaat bagi pihak lain serta bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh, kematangan dan belajar.
b.         Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja yang mencakup perubahan transisi biologis, transisi kognitif dan transisi sosial.
c.         Perkembangan bagi setiap anak sebagai individu mempunyai sifat yang unik. Perbedaan fisik seperti usia, berat badan, jenis kelamin, pendengaran dan kemampuang bertindak. Perbedaan sosial seperti status ekonomi,agama,hubungan keluarga dan suku. Perbedaan kepribadian seperti watak, minat, motif dan sikap.

Daftar Pustaka
H. Mustaqim. 2001. Psikologi Pendidikan. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Soemanto, Wasty. 1983. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Malang: Rineka Cipta
Triguna. IBG Yudha, dkk. 2009. Materi Pokok Psikologi Pendidikan. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar