A.
Definisi
Upanisad
` Upanisad
merupakan kelompok buku-buku Veda yang merupakan bagian akhir dari Veda (mantra), kitab Upanisad ini dinamakan kitab Vedanta mengingat kedudukannya sebagi
bagian akhir (anta) dari Veda.
Menurut isinya, kitab Upanisad
dibedakan antara dua jenis, yaitu yang isinya memuat pokok-pokok ketentuan
mengenai rituil (karma) yang disebut sebagai Karma Kanda, dan kelompok kitab-kitab yang memuat ajaran Ketuhanan
yang dikenal dengan nama Jnana Kanda (Gde
Pudja, 1999: 13)
Kata
Upanisad berasal dari kata Upa (dekat), Ni (dibawah) dan Sad
(duduk), berarti duduk dibawah dekat guru untuk mendengarkan Upadesa (ajaran) mengenai Tuhan,
penderitaan, surga-neraka dan moksa. Kitab Upanisad
memuat ajaran yang bersifat ilmiah dan karena itu kitab Upanisad merupakan kitab ngelmu (jnana)
yang dapat membuka mata hati pembacanya dalam membuka misteri kehidupan alam
semesta ini sehingga menjadikan jnani itu bijaksana (vipra). Terdapat kurang lebih
108 kitab Upanisad, salah satunya
adalah Taittiriya Upanisad (Gde
Pudja, 1999 : 15)
B.
Taittiriya
Upanisad
Taittiriya Upanisad
ini dipelajari secara luas, lebih dari Upanisad yang lain. Mantra-mantranya
yang digunakan dalam kebanyakan upacara (Karmanusthana)
diambil dari sini. Sikshavalli, Anandavalli, dan Bhirguvalli adalah tiga bagian
dari upanisad ini.
Sikskhavalli
membahas berbagai aspek tentang penyampaian pendidikan. Bagian ini mengajarkan
kendali atau pantangan yang dijalankan selama tahap Brahmacarya beserta
keagungannya, urutan tentang bagaimana seharusnya mempelajari Veda, pemujaan
terhadap pranawa dan lain-lain. Avahanti Hotma, yang dilakukan oleh guru dengan
memohon pertolongan Tuhan agar para siswanya menerima Veda tanpa paksaan
berasal dari Upanisad ini.
Ajaran
seperti “ungkapkan atau sampaikan kebenaran, ikuti jalan Dharma” (Satyam Veda, Dharma Chara) muncul hanya
dalam Upanisad ini. Mempelajari Veda dan mengikuti Dharma seseorang tidak boleh
ditinggalkan. Untuk menyebarkan hal itu didunia ini, seseorang harus
berkeluarga dan mempuyai anak untuk meneruskan pelita Dharma atau seperti yang
dikatakan dalam Upanisad tanpa memutus kesinambungan. Ibu, ayah, guru dan tamu
harus diperlakukan seperti orang suci. (matru
devo bhav, pitru devo bhav, acarya devo bhav) mantra-mantra ini hanya
ditemukan disini. Kebaikan dari tindakan memberikan derma atau kewajiban
diagungkan dalam Upanisad ini.
Bagian
dari Upanisad ini yang berisi tingkatan kebahagian dan memuncak dalam
Brahmananda adalah Anandavalli. Annamayakosa (bungkus makanan) adalah
tubuh yang hidup karena makanan, Praanamayakosa
(kehidupan yang bernafas didalamnya), manomayakosa
(citta) yang menciptakan pikiran, dan didalam Vigyaanamayakosa (pengetahuan) yang membedakan yang benar dan yang
salah, adalah ke empat kosa. Anandamayakosa
adalah pusat dari keempatnya. Bagian ini menjelaskan bagaimana Atman bersemayam
disini dalam unsur alami dan dalam keadaan bahagia.
Setiap
Kosa telah “dipesonifikasi” menjadi seekor burung dan ajarannya mengibaratkan
kepala, sayap kiri, sayap kanan, tubuh, ekor burung dan lain-lain. “Yato vaacho nivartante” dan
mantra-mantra lain yang sering dikutip seperti “tidak ada yang ditakutkan oleh
seseorang yang telah menyadari keadaan kebahagian Brahman, tanpa perlu meraih
melalui ucapan dan pikiran” muncul dalam upanisad ini
Bhriguvalli
adalah tentang apa yang diajarkan Varuna pada putranya, Bhirgu. Meskipun
istilah upadesa (mengajar) digunakan, tidak berarti bahwa guru membacakannya
semua pelajaran. Sang guru, Varuna, memotivasi putranya untuk melakukan sendiri
telaah yang mendalam dan mengalami sendiri hasilnya. Karena itulah Bhirgu
sendiri yang membuat sanksi untuk dirinya dan pada mulanya menyadari Annamaya
Kosa atau tubuh adalah sebagai kebenaran akhir. Tapi ia melanjutkan tapanya
hingga secara progresif mencapai tingat lebih tinggi yaitu Pranamaya (hidup),
Manomaya (citta), Vigyamaya (pengetahuan), dan meraih keadaan bahagia–Aanandamaya-tingkatan
dimana dengan pengalaman dia menjadi tahu bahwa kebahagian adalah kebenaran
akhir.
Hal
ini tidak berarti bahwa Upanisad menganggap rendah kehidupan duniawi biasa yang
berhenti pada tingkatan tubuh-Annamaya. Seseorang perlu mengerti kebenaran
tertinggi bahkan ketika mengejar tujuan duniawi.
Dengan
menjalani hidup sesuai Dharma, kehidupan ini seharusnya dianggap sebagai sarana
(upaaya)-alat untuk meraih tingkatan
yang lebih tinggi. Karena itulah mengapa setelah meraih keadaan
bahagia-Annandamaya Kosa-Upanisad menyatakan “jangan meremehkan makanan, jangan
menyia-nyiakan makanan, hasilkan lebih banyak makanan, dan lain-lain”. Kemudian
teks ini diakhiri dengan “para jnani berpikir bahwa ia adalah makanan, orang
yang memakannya, orang yang menciptakan hubungan antara makanan dan konsumennya
dan bahwa ia bernyanyi dengan kebahagian dalam pikiran bahwa Tuhan dan ia
adalah sama.
Daftar Pustaka
Mascaro,
Juan & Swami Harshananda. 2010. “UPANISAD
HIMALAYA JIWA Intisari Upanisad”. Media Hindu. Jakarta
Pudja,
Gde. 1999. ISA UPANISAD. Paramitha.
Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar